Awal ditemukannya radiator bermula dari temuan
Franz SanGalli pada tahun 1885 dan dipatenkan di Jerman dan Amerika
Serikat. Sebenarnya pemakaian radiator ini tak hanya sebatas pada
kendaraan (roda empat dan dua) tetapi juga diaplikasikan pada perumahan
dan gedung pada daerah dingin (Eropa dan Amerika).
Cara kerja Radiator
Pada prinsipnya air atau cairan radiator coolant akan mengalir melalui
pipa yang didesain secara khusus berbentuk zig zag untuk mendinginkan
secara merata ke semua dinding silinder mesin dan berputar kembali ke
radiator. Lewat kisi-kisi pada radiator dan dengan bantuan angin atau
kipas pada mobil inilah pendinginan air atau cairan radiator coolant
didapat dengan maksimal.
Kinerja radiator pada mobil juga
didukung oleh piranti lainnya, seperti thermostat untuk mengatur buka
tutup aliran air atau cairan radiator coolant ke dinding silinder mesin
agar mendapat suhu mesin yang tetap ideal. Sedangkan
Secara
garis besar radiator digunakan pada semua mesin seperti mesin genset,
mesin - mesin industri, dan semuanya memerlukan pendingin yang
berbasiskan air pada pendinginannya.
Bahan Radiator
Inti bahan radiator adalah berupa pipa yang terbuat dari logam, yang diantaranya seperti :
- Kuningan & Tembaga
Kuningan dan tembaga merupakan bahan logam yang dapat menyerap panas
sehingga cocok untuk dijadikan bahan radiator. Biasanya yang memakai
kuningan dan tembaga ini adalah mobil keluaran lama.
- Alumuninium
Untuk kendaraan terbaru biasanya memakai bahan alumuminium untuk
radiator bahan ini terbukti dapat meredam panas sehingga air yang
terdapat dalam radiator cepat dingin. Selain itu alumuminium dapat lebih
lama mencegah karat dibandingkan dengan logam yang lain.
Hal yang merusak radiator
Ada hal yang dapat dijadikan sumber penyebabnya kerusakan pada
radiator berikut adalah berbagai penyebabnya , Yaitu: korosi (karat),
benturan (baik karena tabrakan maupun karena terkena kibasan kipas
radiator). Khusus untuk bahan fiber, penyebab lainnya adalah panas dan
tekanan air radiator. Akibat penyebab-penyebab ini, mungkin saja
terbentuk rongga atau celah di plat-plat (fiber) radiator tempat air
merembes keluar. Karena radiator bocor, sistem pendingin tidak bekerja
dengan baik. Akibatnya, temperatur mesin pun tidak terkontrol dan
terjadilah overheating ketika mesin terus dipaksa bekerja tanpa
pendinginan. Kita tentu sudah hapal bila mesin mengalami overheating.
Karena panas yang melebihi toleransi, mesin mungkin berbunyi tidak
normal, kurang bertenaga, boros bahan bakar, bahkan mogok saat
dikendarai di tengah jalan. Sayang sekali, kan? Sebelum mengalami
masalah-masalah seperti itu, antisipasilah terjadinya kebocoran pada
radiator. Pencegahan dapat dilakukan dengan merawat sistem pendingin.
Untuk ini, ada beberapa tips yang kami sarankan:
1. Lakukan pemeriksaan air radiator secara rutin pada tangki
cadangan. Jika permukaan air di tangki cadangan berada di bawah garis
MIN, segera tambahkan. Jika sudah tampak kotor dan tampak keruh, kuras
dan ganti dengan air radiator yang baru.
2. Gunakan cairan khusus radiator saat mengisi radiator
(coolant). Selain membantu proses pendinginan, di dalam cairan tersebut
juga terdapat zat yang dapat mengurangi korosi pada radiator dan mesin.
Korosi dan kotoran pada air pendingin sangat tidak baik karena dapat
mengganggu proses pendinginan. Kami sarankan untuk menggunakan air
coolant yang berjenis ethlylene glycol berkualitas tinggi.
3. Bersihkan kisi-kisi radiator dengan menyemprotkan air pada sirip radiator.
4. Periksa kemungkinan terjadi kebocoran baik pada selang-selang
maupun radiator. Kebocoran selang dapat dipantau secara manual dengan
melihat ada tidaknya tetesan. Tapi, untuk mengecek kebocoran pada
radiator harus menggunakan alat khusus (sst atau special service tools).
Radiator motor Anda akan diperiksa dengan alat ini jika datang ke
bengkel-bengkel .
5. Kondisi radiator dan kinerja sistem pendingin Anda akan lebih terjaga jika rutin melakukan servis berkala.